Budidaya Tanaman Padi Sistem PTT (Pengolahan Tanaman Terpadu)
PANDUAN PENANAMAN BUDIDAYA PADI PTT (Pengolahan Tanaman Terpadu)
Budidaya menanam padi secara PTT (Pengolahan Tanaman Terpadu) yaitu menggambungkan komponen teknologi budidaya.Beberapa komponen yang dapat diterapkan diantaranya :
- Penggunaan varietas padi unggul atau varietas padi berdaya hasil tinggi dan bernilai ekonomi tinggi.
- Penggunaan benih bersertifikat dengan mutu bibit baik.
- Penggunaan pupuk berimbang spesifikasi Iokasi.
- Penggunaan kompos.
- Pupuk kandang sebagai pupuk organik dan pembenah tanah
- Pengelolahan bibit dan tanaman padi sehat.
- Pengendalian hama dan penyakit dengan pendekatan terpadu.
- Penggunaan alat perontok gabah mekanis.
1.Persiapan benih
Pemilihan benih yang baik dapat dilakukan dengan cara merendam benih dalam air dan 20 gram garam selama 24 jam.Benih yang tenggelam dapat dipilih sebagai benih yang siap digunakan.
2.Persiapan persemaian
Bendungan pembibitan dibuat dengan lebar 1—1.2 meter dengan panjang bervariasi menurut keadaan Iahan.Pada Iahan juga dapat ditambahkan bahan organik.
Untuk ditanam dipilih bibit Iebih muda karena akan menghasilkan anakan Iebih tinggi dibandingkan bila menggunakan bibit tua.
Tanaman muda berumur15-21 hari (sudah memiliki 4 daun) dapat digunakan sebagai bibit yang akan ditanam.
Untuk ditanam dipilih bibit Iebih muda karena akan menghasilkan anakan Iebih tinggi dibandingkan bila menggunakan bibit tua.
Tanaman muda berumur15-21 hari (sudah memiliki 4 daun) dapat digunakan sebagai bibit yang akan ditanam.
3.Cara penanaman
Penanaman biasanya menggunakan sistem jarwo (jajar Iegowo) 4:1 atau 6:1 disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Iapang/lahan.
4.Pengolahan Iahan
Pengolahan tanah dilakukan dua kali, setelah pengolahan pertama tanah digenang air selama 7-15 hari.Selanjutnya dilakukan pembajakan kedua sekaligus memberikan pupuk organik1—2 Ton/Ha.Tanah diolah dengan kedalama 20 cm atau Iebih.
5.Pemeliharaan
- Pemupukan dilakukan dengan menggunakna BWD (Bagan Warna Daun) untuk menentukan kebutuhan pupuk N (nitrogen) dengan takaran 50—75 Kg/Ha dilakukan sebelum tanaman atau padi berumur 14 hari setelah pindah tanam. Pengukuran menggunakan BWD diawali pada 25-28 HST,kemudian dilanjutkan setiap 7-10 hari sekali sampai fase padi berbunga.Pupuk P diberikan pada saat pemupukan dasar secara bersamaan dengan pemupukan pertama N yaitu 7-14 HST.Pupuk K bila takaran yang digunakan rendah sampai sedang (kurang dari 100 kg KCL/Ha) maka pupuk K diberikan sebagai pupuk dasar.dapat juga diberikan bersaman dengan pupuk N yaitu 7-14 HST.
"Catatan : HST = Hari Setelah Tanam"
- Pengendalian gulma dilakukan saat tanaman berumur 25, 35 dan 45 hari setelah tanam.
- Penggunaan pestisida apabila ada serangan hama dan penyakit (jika diperlukan).
6.Hama dan penyakit yang harus diwaspadai
Hama pada tanaman padi diantaranya :
- Ialat bibit
- Ganjur
- Siput murbei/keong mas
- Burung
- Walang sangit
- Belalang
- Wereng coklat
- Wereng daun
- Penggerek batang
- Anjing tanah
- Kepinding tanah
- Hama putih
- Hama putih palsu
- Tikus.
Penyakit yang banyak ditemukan pada tanaman padi diantaranya :
- Blast
- Hawar daun
- Tungro
- Bercak coklat
- Hawar pelepah
- Busuk batang
- Kerdil hampa
- kerdil rumput
- Gosong palsu.
7.Panen
Umur panen tanaman padi antara 90-115 hari setelah tanam.
8.Pasca panen
Perontokan harus segera dilakukan untuk menjaga kualitas kualitas dan menekan kehilangan hasil dan kerusakan gabah. Gabah dijemur hingga mencapai kadar air 13-14 % kemudian disimpan didalam karung.
0 Response to "Budidaya Tanaman Padi Sistem PTT (Pengolahan Tanaman Terpadu)"
Posting Komentar